Senin, 02 Desember 2013

Inflasi, Lembaga Keuangan, Investasi, Konsumsi dan Tabungan

TUGAS
PENGANTAR ILMU EKONOMI
Nama          : Sispa Sritin Agustina
NIM                        : 1133070214
Kelas           : MKS I – E


Soal B.
 1. Amati Struktur pasar di daerah sekitar anda (minimal dua jenis), buat analisis termasuk struktur pasar yang manakah?

Pasar A          : BEC (Bandung Electronic Centre)

BEC adalah tempat penjualan barang-barang elektronik, seperti handphone, laptop, komputer, camera, printer, dsb dari mulai produk lama sampai produk yang baru launching juga banyak. Untuk harga, memang ada perbedaan disetiap toko namun tidak terlalu jauh, mungkin penurunan harga sedikitpun agar mampu menarik minat konsumen karena memang pesaing tidak hanya satu toko tapi puluhan toko ada di sana.  Karena perbedaan harga tidak terlalu jauh  konsumen bisa datang ke toko mana saja (tidak terpaku pada satu toko) dan relatif banyak. Produk yang di jualnya hampir sama, yaitu handphone, laptop, dan aksesoris lainnya seperti Flashdisk, speaker, dsb namun ada yang membedakan, terkadang di toko satu tidak ada aksesoris laptop namun menyediakan jasa service, sebaliknya ditoko lain banyak menjual aksesoris laptop namun tidak menyediakan jasa service.

Jadi, dapat saya simpulkan bahwa struktur pasar BEC adalah pasar persaingan tidak sempurna. Karena memenuhi ciri-cirinya, yaitu:
1.  Penjual banyak
2.  Pembeli banyak
3.  Produk hampir sama (ada yang membedakan).
Pasar B           : BIP (Bandung Indah Plaza)

Bandung Indah Plaza atau yang sering kita kenal BIP, adalah mall yang di dalamnya banyak terdapat toko-toko dari mulai fashion, electronic, salon, food station, dsb. Toko-toko/ruko di BIP ini biasanya dari merek-merek terkenal dan bisa tergolong untuk kalangan atas. Karena barang-barangnya tergolong mahal, ketika ada diskon sedikit saja, misal 15% konsumen langsung memburu barang tersebut sebelum diskon berakhir. Pembelinya tidak pernah surut setiap hari, ada ratusan  bahkan mungkin ribuan orang berkunjung ke BIP setiap harinya.

Karena di BIP ini penjualnya banyak, pembelinya juga banyak, dan produk hampir sama (ada yang beda) di setiap lantainya (Lt.1 food, Lt.2 Fashion) maka saya simpulkan bahwa struktur pasar BIP termasuk kedalam pasar persaingan tidak sempurna.


2. Inflasi :
a. Pengertian, Jenis, dan Penyebab

 Ø  Pengertian Inflasi
inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan berlangsung terus menerus.

Kenaikan harganya yaitu ketika harganya X maka ketika inflasi harganya menjadi lebih dari X (>X).

Inflasi terjadi secara umum karena kenaikan harga satu diikuti oleh kenaikna harga barang lainnya. Contohnya BBM, ketika BBM naik maka harga barang lain ikut naik karena BBM adalah bahan bakar untuk kendaraan bermotor, sedangkan dalam setiap faktor produksi ataupun distribusi ada faktor operasional yaitu untuk mengambil bahan baku (produksi) ataupun mengantarkan barang dari pabrik ke gudang dan dari gudang ke penjual, dsb.

Inflasi ini terjadi secara terus-menerus. Artinya, tidak hanya terjadi pada hitungan hari saja tetapi terhitung untuk 1 tahun lamanya.

 Ø  Jenis-jenis Inflasi
1. Inflasi berdasarkan asal-usulnya:
a.       inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
b.      inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

2. Inflasi berdasarkan intensitasnya:
a.       Inflasi ringan/merayap (Creeping Inflation) yaitu tingkat keparahan inflasi dibawah 10% dalam setahun. Inflasi ini disebut inflasi satu digit.
b.      Inflasi sedang/menengah (Galloping Inflation) yaitu inflasi dengan tingkat keparahannya 10% - 30% dalam setahun. Inflasi ini disebut inflasi dua digit.
c.       Inflasi tinggi/berat (High Inflation) yaitu inflasi dengan tingkat keparahan 30% - 100% dalam setahun. Inflasi ini disebut inflasi tiga digit.
d.      Inflasi berlebihan/tidak terkendali (Hyper Inflation) yaitu inflasi yang tingkat keparahannya lebih dari 100%. Inflasi ini disebut inflasi empat digit.

 Ø  Penyebab Inflasi
1. Demand Pull Inflation
yaitu inflasi yang disebabkan kenaikan permintaan/kelebihan permintaan. Penyebab permintaan itu bisa karena pengeluaran pemerintah bertambah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, investasi swasta bertambah karena kredit murah, dan pertambahan pada permintaan barang ekspor (dari dalam ke luar negeri).

Ketika permintaan meningkat terus-menerus, sedangkan seluruh faktor produksi sudah digunakan semua maka akan menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan harga seperti ini disebut inflasi. Karena inflasi ini disebabkan karena kenaikan permintaan, maka disebut Demand Pull Inflation.

2. Cost Push Inflation
Cost pust inflation terjadi saat biaya produksi naik yang disebabkan naiknya harga input pokok sehingga menyebabkan penawaran agregat berkurang. Misalnya, ketika UMP (Upah Minimum Provinsi) dan BBM naik akan menyebabkan biaya produksi barang-barang output sektor industri menjadi lebih mahal, sehingga penawarang agregat berkurang. Jika hal ini terjadi inflasi akan disertai kontraksi ekonomi, sehingga jumlah output (PDB) menjadi lebih kecil (Y1<Y0).

b. Amati inflasi di salah satu daerah di Indonesia (sebutkan daerahnya), buat analisis mengenai tingkat, jenis dan penyebab inflasi!
Grafik-Inflasi.jpg
Dari grafik tersebut kita ketahui dari bulan Juli 2012 – Desember 2012 inflasi mengalami naik turun. Pada bulan  Januari 2013 - Maret 2013 mengalami penurunan yang signifikan.  Lalu, April 2013 – Juni 2013 mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Dan pada bulan Juli, inflasi mengalami penurunan drastis.

Pada kenaikan cukup tinggi tersebut, inflasi terbesar yaitu pada trasportasi disebabkan oleh kenaikan BBM sehingga imbas besarnya pada transportasi.

Namun inflasi ini tidak terlalu parah karena hanya mencapai 10 % (tertinggi) jadi termasuk Inflasi ringan/merayap atau sering disebut Creeping Inflation.


3. Amati pengangguran selama lima tahun terakhir dan lima tahun ke depan. Buat analisisnya dan buat rencana anda ke depan untuk mengantisipasinya.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial.
Persentase pengangguran dari tahun 2009-2013
No.
Tahun
Persentase
1.
2009
7,87%
2.
2010
7,14 %
3.
2011
6,56 %
4.
2012
6,14 %
5.
2013
6,25 % (Agustus)

Dari data tabel tersebut kita mengetahui bahwa pengangguran pengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2009 – 2012 dari jumlah angkatan kerja. Namun, pada tahun 2013 ini pengangguran mengalami peningkatan beberapa persen. Hal ini disebabkan karena terjadinya inflasi pada nilai rupiah, juga kenaikan BBM yang akhirnya menyebabkan upah minimum regional meningkat sehingga banyak perusahaan yang memberhentikan para pekerjanya (PHK/Putus Hubungan Kerja) sehingga angka pengangguran meningkat. Untuk memulai usaha sendiri (individu) karena inflasi yang begitu drastis menyebabkan kurangnya modal masyarakat untuk memulai usaha.

Untuk beberapa tahun kedepan pengangguran dapat naik turun. Hal itu tergantung dari diri kita sebagai individu yang merupakan bagian dari masyarakat apakah ingin menjadi pengangguran ataukah menjadi seorang pekerja. Untuk itu, perlu rencana dan solusi dari segala pihak. Baik dari individu, pemerintah, serta peran perusahaan. Untuk individu sendiri, saya pribadi untuk menghindari pengangguran akan mempersiapkan diri saya dari sekarang, untuk belajar bagaimana menjadi wirausahawan walaupun memulainya dari usaha kecil. Setidaknya, ketika kita mau bekerja, kreatifitas kita tertuangkan dalam produk yang kita hasilkan. Karena untuk menjadi seorang pekerja di perusahaan orang lain akan sangat sulit, mengingat lapangan kerja yang begitu sedikit sedangkan pesaingnya begitu ketat. Maka, ketika memiliki usaha sendiri, tidak usah takut kehilangan pekerjaan karena maju mundurnya usaha kita nanti tergantung diri pribadi yang menjalankan. Setidaknya saya menghilangkan nama saya dari daftar pengangguran di kertas survey BPS.

4. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan produk domestik bruto dari suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat apabila presentase kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada suatu periode lebih besar dari periode sebelumnya. Kenaikan PDB tersebut tidak disertai penghitungan persentasenya terhadap tingkat pertumbuhan penduduk. Jadi, pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan di manaterjai kenaikan PDB suatu negara tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.

b. Buatlah analisis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini!
Pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal November ini, bahwa realisasi pertumbuhan ekonomiIndonesia kuartal III-2013 (yoy) mencapai 5,62 persen, atau tumbuh sebesar 2,96 persen apabila dibandingkan dengan kuartal II-2013, dan secara kumulatif, Januari-September 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,83 persen (yoy) patut disambut gembira seluruh komponen bangsa. Sebab, hal itu mengindikasikan bangkitnya ekonomi Indonesia.

Ia menunjukkan kelanjutan pengumuman BPS, dimana sejumlah sektor mencatatkan pertumbuhan tertinggi di kuartal III-2013 seperti pengangkutan dan komunikasi (10,46 persen), keuangan-real estate-jasa perusahaan (8,09 persen), dan konstruksi (6,24 persen). Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan pengeluaran pemerintah mencapai 5,64 persen, konsumsi rumah tangga 2,92 persen, dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,85 persen.

Bahkan, lanjut Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan itu, gabungan tekanan eksternal dan internal sepanjang bulan Juni-September 2013 terlalui dengan pertumbuhan ekonomi kuartalan cukup tinggi yaitu 5,62 persen dengan PDB purchasing power di atas 1 trilun dollar AS.

Berdasarkan hal tersebut kita mengetahui, cukup ada peningkatan pada perekonomian Indonesia. Semoga peningkatannya semakin meningkat setiap tahunnya. Sehingga Indonesia tidak terpuruk dalam kemiskinan.


5. Investasi
a. Hubungan Investasi (I) dengan konsumsi (C) dan tabungan (S)!
Pendapatan yaitu Konsumsi (C) ditambah Tabungan (S).
Y = C + S
Di mana setiap pendapatan itu seharusnya tidak hanya untuk konsumsi saja, tetepi juga harus menyisihkan untuk menabung agar ada persediaan keuangan untuk masa yang akan datang karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Menabung yang produktif adalah ketika kita menyimpan uang tersebut di Lembaga Keuangan sebagai bentuk Investasi. Investasi yang kita simpan di Lembaga Keuangan dalam bentuk tabungan maka kita membantu para kreditur untuk meminjam modal memulai usaha. Ketika para pengusaha memperoleh modal yang lebih maka akan ada peningkatan pada usahanya atas peningkatan produksi. Sehingga ketika investasi dilakukan maka akan ada lebih untuk konsumsi sebagai jasa dari investasi, dan tabungan pun bertambah sebagai balas jasa peminjaman modal dalam bentuk investasi tersebut.

b. Buatlah analisis iklim investasi di salah satu wilayah di Jawa Barat atau Provinsi Banten atau DKI Jakarta (sebutkan wilayahnya)!

Daerah : Ciamis
Ciamis adalah daerah agraris, masyarakatnya masih banyak bekerja pada sektor pertanian. Sehingga investasinya masih terpusat kepada sektor real, seperti tanah, ladang, perumahan, dsb. Masyarakat Ciamis lebih memilih membeli tanah daripada menanamkan modalnya ke Lembaga Keuangan. Selain sektor real, karena pemikiran masyarakat Ciamis yang masih tradisional maka kebanyakan mereka memilih pada “Emas”. Karena krisis ekonomi yang sering terjadi, masyarakat Ciamis mulai pandai-pandai mengatur keuangan untuk berinvestasi pada sektor real dan emas.



6. Bank
a. Perbandingan antara Lembaga Keuangan Bank dengan Lembaga Keuangan Non Bank (salah satu saja dan sebutkan)
JENIS
INSTITUSI
JENIS KEGIATAN
Menghimpun Dana
Penggunaan Dana
BANK
·     Menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito.

·     Menghimpun dana dari masyarakat secara tidak langsung terutama melalui penjualan surat berharga atau kredit dari lembaga lain.
Ø Tujuan: sebagai modal kerja, investasi dan konsumsi.

Ø Sasaran: Badan usaha dan individu.

Ø Jangka waktu: pendek, menengah dan panjang.
LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
Ø  Menghimpun dana dari masyarakat secara tidak langsung terutama melalui penjualan surat berharga atau kredit dari lembaga lain.
Ø Tujuan: terutama untuk investasi.
Ø Sasaran: Badan usaha atau perusahaan.

Ø Jangka waktu: menengah dan panjang.





b. Amati lima tahun terakhir, bagaimana peran perbankan terhadap perekonomian di Indonesia!

Sesuai dengan UU RI No. 10 tahun 1998 perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang definisi bank. Peran bank selama 5 tahun Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya bagi para pelaku ekonomi yang hendak melakukan usaha dengan memberikan modal. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

c. Keterkaitan antara Lembaga Keuangan Bank/Lembaga Keuangan Non Bank dengan Investasi (I), konsumsi (C) dan tabungan (S)
Seperti yang telah disampaikan pada pembahasan I, C, dan S sebelumnya pada nomor 5.a bahwa peranan Lembaga keuangan (Bank/Non Bank) yaitu sebagai wadah untuk menyimpan tabungan dan investasi kemudian menyalurkannya sebagai modal bagi para pengusaha yang merlukan. Ketika kreditur mengembalikan pinjaman + bunga (konvensional) ataupun bagi hasil (syari’ah) maka akan ada penambahan pendapatan yang kemudian tersalurkan lagi kepada konsumsi dan tabungan (S). Sehingga investasi yang ditanamkan lebih tinggi seiiring meningkatnya pendapatan LK dari peminjaman modal.


7. Amati kebijakan Fiskal dan moneter periode lima tahun ini, buatlah analisisnya!
Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian denga cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
·         Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
·         Pola persebaran sumber daya
·         Distribusi pendapatan

Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004  pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang  ditetapkan oleh Pemerintah.  Secara operasional, pengendalian  sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan.  Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal
Mengingat bahwa laju inflasi di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor permintaan (demand pull) namun juga faktor penawaran (cost push), maka agar pencapaian sasaran inflasi dapat dilakukan dengan efektif, kerjasaama dan koordinasi antara pemerintah dan BI melalui kebijakan makroekonomi yang terintegrasi sangatlah diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut, di tingkat pengambil kebijakan, Bank Indonesia dan Pemerintah secara rutin menggelar Rapat Koordinasi untuk membahas perkembangan ekonomi terkini. Di sisi lain, Bank Indonesia juga kerap diundang dalam Rapat Kabinet yang dipimpin oleh Presiden RI untuk memberikan pandangan terhadap perkembangan makroekonomi dan moneter terkait dengan pencapaian sasaran inflasi. Koordinasi kebijakan fiskal dan moneter juga dilakukan dalam penyusunan bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibahas bersama di DPR. Selain itu, Pemerintah juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam melakukan pengelolaan Utang Negara.
Di tataran teknis, koordinasi antara Pemerintah dan BI telah diwujudkan dengan membentuk Tim Koordinasi Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) di tingkat pusat sejak tahun 2005. Anggota TPI, terdiri dari Bank Indonesia dan departmen teknis terkait di Pemerintah seperti Departemen Keuangan, Kantor Menko Bidang Perekonomian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen Perhubungan, dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Menyadari pentingnya koordinasi tersebut, sejak tahun 2008 pembentukan TPI diperluas hingga ke level daerah. Ke depan, koordinasi antara Pemerintah dan BI diharapkan akan semakin efektif dengan dukungan forum TPI baik pusat maupun daerah sehingga dapat terwujud inflasi yang rendah dan stabil, yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

8. Amati pergerakan kurs valas (rupiah terhadap USD) di Indonesia dalam satu bulan dan dampaknya terhadap kegiatan ekonomi, buatlah analisisnya.
Berikut adalah tabel kurs valas Rupiah – USD dari tanggal 1 November 2013 s/d 28 November 2013 menurut data Bank Indonesia:

Value
Sell
Buy
Date
1.00
11990.00
11870.00
28 Nov 2013
1.00
11872.00
11754.00
27 Nov 2013
1.00
11824.00
11706.00
26 Nov 2013
1.00
11781.00
11663.00
25 Nov 2013
1.00
11765.00
11647.00
22 Nov 2013
1.00
11776.00
11658.00
21 Nov 2013
1.00
11689.00
11573.00
20 Nov 2013
1.00
11667.00
11551.00
19 Nov 2013
1.00
11685.00
11569.00
18 Nov 2013
1.00
11619.00
11503.00
15 Nov 2013
1.00
11604.00
11488.00
14 Nov 2013
1.00
11702.00
11586.00
13 Nov 2013
1.00
11636.00
11520.00
12 Nov 2013
1.00
11543.00
11429.00
11 Nov 2013
1.00
11461.00
11347.00
8 Nov 2013
1.00
11446.00
11332.00
7 Nov 2013
1.00
11471.00
11357.00
6 Nov 2013
1.00
11446.00
11332.00
4 Nov 2013
1.00
11411.00
11297.00
1 Nov 2013

Dampak USD ini berpengaruh pada perdagangan barang. Perdagangan barang disini mengacu pada perdagangan internasional suatu negara, atau ekspor dan impor. Secara umum, mata uang yang lemah akan merangsang ekspor dan membuat impor lebih mahal, sehingga mengurangi defisit perdagangan suatu negara (atau meningkatkan surplus) dari waktu ke waktu.

Contoh sederhana untuk menggambarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
Asumsikan Anda adalah seorang eksportir AS yang menjual satu juta widget dengan harga masing-masing $ 10 untuk pembeli yang ada di Eropa dua tahun lalu, nilai tukar pada saat itu adalah EUR 1 = 1,25 USD. Biaya untuk pembeli Eropa Anda adalah sebesar EUR 8 per widget. Pembeli Anda sedang melakukan negosiasi harga yang lebih baik untuk pesanan besar, dan karena dolar telah menurun menjadi 1,35 per euro, Anda mampu untuk memberikan potongan harga $ 10 per widget. Bahkan jika harga baru yang Anda berikan adalah EUR 7,50, yang bearti diskon 6,25% dari harga sebelumnya, harga dalam USD akan masih sebesar $ 10,13 dengan kurs saat ini. Depresiasi mata uang lokal Anda adalah alasan utama mengapa bisnis ekspor Anda tetap kompetitif di pasar internasional.
Sebaliknya, mata uang yang menguat secara signifikan dapat mengurangi daya saing ekspor dan membuat impor lebih murah, yang dapat menyebabkan defisit perdagangan akan terus berlanjut, dan kemudian nantinya melemahnya mata uang bisa saja terjadi untuk penyesuaian keadaan. Tapi sebelum penyesuaian ini  terjadi, sektor industri yang sangat berorientasi pada ekspor dapat hancur terlebih dahulu karena mata uang yang  terlalu kuat.

Pertumbuhan ekonomi: Rumus dasar untuk PDB adalah C + I + G + (X – M) dimana:
C = Konsumsi atau belanja konsumen, komponen terbesar dari ekonomi
I = Modal investasi oleh perusahaan dan rumah tangga
G = Belanja Pemerintah
(X – M) = Ekspor dikurangi impor, atau ekspor neto.
Dari persamaan ini, jelaslah bahwa semakin tinggi nilai ekspor neto, semakin tinggi PDB suatu negara. Seperti dibahas sebelumnya, ekspor bersih memiliki korelasi terbalik dengan kekuatan mata uang domestik.


9. Amati Lembaga Keuangan apa saja yang ada di Indonesia, lembaga mana yang paling dominan fungsinya (sektor keuangan) terhadap sektor riil!

Lembaga keuangan dalam duniakeuanganbertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society ( sejenis koperasi di Inggris) , Credit union, pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun,pegadaian dan bisnis serupa. Di  Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank (asuransi,pegadaian,perusahaan sekuritas,lembaga pembiayaan,dll).

Fungsi Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar uang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepadaperusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan, sehingga resiko dari para investor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan . Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan.

Lembaga Keuangan di Indonesia ada 2 macam, yaitu Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank. Berikut penjelasannya.

a. Lembaga Keuangan Bank
Bank adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan. Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidur rakyat banyak.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.

Kata bank berasal dari bahasa Italia banca atau uang. Biasanya bank menghasilkan untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari pinjaman.

Jenis-jenis Lembaga Keuangan

1. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melak
sanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum.

Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas:
a. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN.
b. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta.
c. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon.
d. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa.
e. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank.
f. Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo.

Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa:
- Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya sampai ke luar negeri.
- Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya di dalam negeri saja.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

3. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu  yaitu Bank Indonesia (BI) sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia.

b. Lembaga Keuangan Non Bank/ Bukan Bank
Pengertian lembaga keuangan non Bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan berkembang sejak tahun 1972, dengan tujuan untuk mendorong perkembangan pasar modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah.

Jenis-jenis lembaga keuangan meliputi:
1. Lembaga pembiyaan pembangunan contoh PT. UPINDO
2. Lembaga perantara penerbit dan perdagangan surat-surat berharga contoh PT. Danareksa.
3. Lembaga keuangan lain seperti :
a. Perusahaan Asuransi yaitu perusahaan pertanggungan sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Undang-Undang Hukum Perniagaan ayat 246.
b. PT. Pegadaian (Persero) yaitu Perusahaan milik Pemerintah yang ditugasi untuk membantu rakyat, meminjami uang secara perorangan dengan menjaminkan barang-barang bergerak maupun tak bergerak.
c. Koperasi Kredit yaitu sejenis koperasi yang kegiatan usahanya adalah mengumpulkan dana anggota melalui simpanan dan menyalurkan kepada anggota yang membutuhkan dana dengan cara pemberian kredit.
Perlu Anda ketahui, selain lembaga keuangan yang resmi ada juga lembaga keuangan non bank yang tidak resmi seperti pengijon dan rentenir, akan tetapi keberadaan lembaga keuangan informal ini terkadang banyak merugikan masyarakat.

Lembaga Keuangan yang paling dominan di Indonesia pada sektor keuangan terhadap sektor riil adalah Lembaga Keuangan Bank. Karena lebih fleksibel untuk kehidupan masyarakat. Begitu pula dalam hal investasi sektor riil biasanya lebih dipercayakan kepada Bank ketimbang non bank.




Daftar pustaka

Alam S. 2007. Ekonomi: Untuk SMA/MA kelas XI. Penerbit: Esis.
Lubis, Isyad. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Medan: USU Press.
Rahardja, Prathama, dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas.
www.informasiforex.com/pengaruh-fluktuasi-mata-uang-pada-perekonomian


Tidak ada komentar:

Posting Komentar