TUGAS
PENGANTAR ILMU EKONOMI
Nama :
Sispa Sritin Agustina
NIM : 1133070214
Kelas :
MKS I – E
Soal B.
1.
Amati Struktur pasar di daerah sekitar anda (minimal dua jenis), buat analisis
termasuk struktur pasar yang manakah?
Pasar A :
BEC (Bandung Electronic Centre)
BEC
adalah tempat penjualan barang-barang elektronik, seperti handphone, laptop,
komputer, camera, printer, dsb dari mulai produk lama sampai produk yang baru
launching juga banyak. Untuk harga, memang ada perbedaan disetiap toko namun
tidak terlalu jauh, mungkin penurunan harga sedikitpun agar mampu menarik minat
konsumen karena memang pesaing tidak hanya satu toko tapi puluhan toko ada di
sana. Karena perbedaan harga tidak
terlalu jauh konsumen bisa datang ke
toko mana saja (tidak terpaku pada satu toko) dan relatif banyak. Produk yang
di jualnya hampir sama, yaitu handphone, laptop, dan aksesoris lainnya seperti
Flashdisk, speaker, dsb namun ada yang membedakan, terkadang di toko satu tidak
ada aksesoris laptop namun menyediakan jasa service, sebaliknya ditoko lain
banyak menjual aksesoris laptop namun tidak menyediakan jasa service.
Jadi,
dapat saya simpulkan bahwa struktur pasar BEC adalah pasar persaingan tidak
sempurna. Karena memenuhi ciri-cirinya, yaitu:
1. Penjual banyak
2. Pembeli banyak
3. Produk hampir sama (ada yang membedakan).
Pasar B :
BIP (Bandung Indah Plaza)
Bandung
Indah Plaza atau yang sering kita kenal BIP, adalah mall yang di dalamnya
banyak terdapat toko-toko dari mulai fashion, electronic, salon, food station,
dsb. Toko-toko/ruko di BIP ini biasanya dari merek-merek terkenal dan bisa
tergolong untuk kalangan atas. Karena barang-barangnya tergolong mahal, ketika
ada diskon sedikit saja, misal 15% konsumen langsung memburu barang tersebut
sebelum diskon berakhir. Pembelinya tidak pernah surut setiap hari, ada
ratusan bahkan mungkin ribuan orang
berkunjung ke BIP setiap harinya.
Karena
di BIP ini penjualnya banyak, pembelinya juga banyak, dan produk hampir sama (ada
yang beda) di setiap lantainya (Lt.1 food, Lt.2 Fashion) maka saya simpulkan
bahwa struktur pasar BIP termasuk kedalam pasar persaingan tidak sempurna.
2. Inflasi :
a. Pengertian, Jenis, dan Penyebab
Ø
Pengertian Inflasi
inflasi
adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan berlangsung terus
menerus.
Kenaikan
harganya yaitu ketika harganya X maka ketika inflasi harganya menjadi lebih
dari X (>X).
Inflasi
terjadi secara umum karena kenaikan harga satu diikuti oleh kenaikna harga
barang lainnya. Contohnya BBM, ketika BBM naik maka harga barang lain ikut naik
karena BBM adalah bahan bakar untuk kendaraan bermotor, sedangkan dalam setiap
faktor produksi ataupun distribusi ada faktor operasional yaitu untuk mengambil
bahan baku (produksi) ataupun mengantarkan barang dari pabrik ke gudang dan
dari gudang ke penjual, dsb.
Inflasi
ini terjadi secara terus-menerus. Artinya, tidak hanya terjadi pada hitungan
hari saja tetapi terhitung untuk 1 tahun lamanya.
Ø
Jenis-jenis Inflasi
1.
Inflasi berdasarkan asal-usulnya:
a. inflasi yang berasal dari dalam negeri
(domestic inflation)
b. inflasi yang berasal dari luar negeri
(imported inflation)
2.
Inflasi berdasarkan intensitasnya:
a. Inflasi ringan/merayap (Creeping Inflation)
yaitu tingkat keparahan inflasi dibawah 10% dalam setahun. Inflasi ini disebut
inflasi satu digit.
b. Inflasi sedang/menengah (Galloping Inflation)
yaitu inflasi dengan tingkat keparahannya 10% - 30% dalam setahun. Inflasi ini
disebut inflasi dua digit.
c. Inflasi tinggi/berat (High Inflation) yaitu
inflasi dengan tingkat keparahan 30% - 100% dalam setahun. Inflasi ini disebut
inflasi tiga digit.
d. Inflasi berlebihan/tidak terkendali (Hyper
Inflation) yaitu inflasi yang tingkat keparahannya lebih dari 100%. Inflasi ini
disebut inflasi empat digit.
Ø
Penyebab Inflasi
1. Demand Pull Inflation
yaitu inflasi yang
disebabkan kenaikan permintaan/kelebihan permintaan. Penyebab permintaan itu
bisa karena pengeluaran pemerintah bertambah yang dibiayai dengan pencetakan
uang baru, investasi swasta bertambah karena kredit murah, dan pertambahan pada
permintaan barang ekspor (dari dalam ke luar negeri).
Ketika permintaan
meningkat terus-menerus, sedangkan seluruh faktor produksi sudah digunakan
semua maka akan menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan harga seperti ini disebut
inflasi. Karena inflasi ini disebabkan karena kenaikan permintaan, maka disebut
Demand Pull Inflation.
2. Cost
Push Inflation
Cost
pust inflation terjadi saat biaya produksi naik yang disebabkan naiknya harga
input pokok sehingga menyebabkan penawaran agregat berkurang. Misalnya, ketika
UMP (Upah Minimum Provinsi) dan BBM naik akan menyebabkan biaya produksi
barang-barang output sektor industri menjadi lebih mahal, sehingga penawarang
agregat berkurang. Jika hal ini terjadi inflasi akan disertai kontraksi
ekonomi, sehingga jumlah output (PDB) menjadi lebih kecil (Y1<Y0).
b. Amati inflasi di salah satu daerah di
Indonesia (sebutkan daerahnya), buat analisis mengenai tingkat, jenis dan
penyebab inflasi!
Dari
grafik tersebut kita ketahui dari bulan Juli 2012 – Desember 2012 inflasi
mengalami naik turun. Pada bulan Januari
2013 - Maret 2013 mengalami penurunan yang signifikan. Lalu, April 2013 – Juni 2013 mengalami
kenaikan yang cukup tinggi. Dan pada bulan Juli, inflasi mengalami penurunan
drastis.
Pada
kenaikan cukup tinggi tersebut, inflasi terbesar yaitu pada trasportasi
disebabkan oleh kenaikan BBM sehingga imbas besarnya pada transportasi.
Namun
inflasi ini tidak terlalu parah karena hanya mencapai 10 % (tertinggi) jadi
termasuk Inflasi ringan/merayap atau sering disebut Creeping Inflation.
3. Amati pengangguran selama lima tahun
terakhir dan lima tahun ke depan. Buat analisisnya dan buat rencana anda ke
depan untuk mengantisipasinya.
Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial.
Persentase
pengangguran dari tahun 2009-2013
No.
|
Tahun
|
Persentase
|
1.
|
2009
|
7,87%
|
2.
|
2010
|
7,14
%
|
3.
|
2011
|
6,56
%
|
4.
|
2012
|
6,14
%
|
5.
|
2013
|
6,25
% (Agustus)
|
Dari
data tabel tersebut kita mengetahui bahwa pengangguran pengalami penurunan yang
cukup signifikan dari tahun 2009 – 2012 dari jumlah angkatan kerja. Namun, pada
tahun 2013 ini pengangguran mengalami peningkatan beberapa persen. Hal ini
disebabkan karena terjadinya inflasi pada nilai rupiah, juga kenaikan BBM yang
akhirnya menyebabkan upah minimum regional meningkat sehingga banyak perusahaan
yang memberhentikan para pekerjanya (PHK/Putus Hubungan Kerja) sehingga angka
pengangguran meningkat. Untuk memulai usaha sendiri (individu) karena inflasi
yang begitu drastis menyebabkan kurangnya modal masyarakat untuk memulai usaha.
Untuk
beberapa tahun kedepan pengangguran dapat naik turun. Hal itu tergantung dari
diri kita sebagai individu yang merupakan bagian dari masyarakat apakah ingin
menjadi pengangguran ataukah menjadi seorang pekerja. Untuk itu, perlu rencana
dan solusi dari segala pihak. Baik dari individu, pemerintah, serta peran
perusahaan. Untuk individu sendiri, saya pribadi untuk menghindari pengangguran
akan mempersiapkan diri saya dari sekarang, untuk belajar bagaimana menjadi
wirausahawan walaupun memulainya dari usaha kecil. Setidaknya, ketika kita mau
bekerja, kreatifitas kita tertuangkan dalam produk yang kita hasilkan. Karena
untuk menjadi seorang pekerja di perusahaan orang lain akan sangat sulit,
mengingat lapangan kerja yang begitu sedikit sedangkan pesaingnya begitu ketat.
Maka, ketika memiliki usaha sendiri, tidak usah takut kehilangan pekerjaan
karena maju mundurnya usaha kita nanti tergantung diri pribadi yang
menjalankan. Setidaknya saya menghilangkan nama saya dari daftar pengangguran
di kertas survey BPS.
4. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian
Pertumbuhan
ekonomi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan produk domestik bruto
dari suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat apabila
presentase kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada suatu periode lebih besar
dari periode sebelumnya. Kenaikan PDB tersebut tidak disertai penghitungan
persentasenya terhadap tingkat pertumbuhan penduduk. Jadi, pertumbuhan ekonomi
adalah suatu keadaan di manaterjai kenaikan PDB suatu negara tanpa memandang
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk.
b. Buatlah analisis pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun ini!
Pengumuman Badan
Pusat Statistik (BPS) pada awal November ini, bahwa realisasi pertumbuhan
ekonomiIndonesia kuartal III-2013 (yoy) mencapai 5,62 persen, atau tumbuh sebesar 2,96 persen apabila dibandingkan
dengan kuartal II-2013, dan secara kumulatif,
Januari-September 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,83 persen
(yoy) patut disambut gembira seluruh komponen bangsa.
Sebab, hal itu mengindikasikan bangkitnya ekonomi Indonesia.
Ia menunjukkan
kelanjutan pengumuman BPS, dimana sejumlah sektor mencatatkan pertumbuhan tertinggi di
kuartal III-2013 seperti pengangkutan dan
komunikasi (10,46 persen), keuangan-real estate-jasa perusahaan (8,09 persen),
dan konstruksi (6,24 persen). Sementara
dari sisi
pengeluaran, pertumbuhan pengeluaran pemerintah mencapai 5,64 persen, konsumsi
rumah tangga 2,92 persen, dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,85
persen.
Bahkan, lanjut Staf Khusus Presiden
bidang Ekonomi dan Pembangunan itu, gabungan tekanan eksternal dan internal
sepanjang bulan Juni-September 2013 terlalui dengan pertumbuhan ekonomi
kuartalan cukup tinggi yaitu 5,62 persen dengan PDB purchasing power di atas 1 trilun dollar
AS.
Berdasarkan hal
tersebut kita mengetahui, cukup ada peningkatan pada perekonomian Indonesia.
Semoga peningkatannya semakin meningkat setiap tahunnya. Sehingga Indonesia
tidak terpuruk dalam kemiskinan.
5. Investasi
a. Hubungan Investasi (I) dengan konsumsi (C)
dan tabungan (S)!
Pendapatan
yaitu Konsumsi (C) ditambah Tabungan (S).
Y = C +
S
Di mana
setiap pendapatan itu seharusnya tidak hanya untuk konsumsi saja, tetepi juga
harus menyisihkan untuk menabung agar ada persediaan keuangan untuk masa yang
akan datang karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya.
Menabung yang produktif adalah ketika kita menyimpan uang tersebut di Lembaga
Keuangan sebagai bentuk Investasi. Investasi yang kita simpan di Lembaga
Keuangan dalam bentuk tabungan maka kita membantu para kreditur untuk meminjam
modal memulai usaha. Ketika para pengusaha memperoleh modal yang lebih maka
akan ada peningkatan pada usahanya atas peningkatan produksi. Sehingga ketika
investasi dilakukan maka akan ada lebih untuk konsumsi sebagai jasa dari
investasi, dan tabungan pun bertambah sebagai balas jasa peminjaman modal dalam
bentuk investasi tersebut.
b. Buatlah analisis iklim investasi di salah
satu wilayah di Jawa Barat atau Provinsi Banten atau DKI Jakarta (sebutkan
wilayahnya)!
Daerah
: Ciamis
Ciamis
adalah daerah agraris, masyarakatnya masih banyak bekerja pada sektor
pertanian. Sehingga investasinya masih terpusat kepada sektor real, seperti
tanah, ladang, perumahan, dsb. Masyarakat Ciamis lebih memilih membeli tanah
daripada menanamkan modalnya ke Lembaga Keuangan. Selain sektor real, karena
pemikiran masyarakat Ciamis yang masih tradisional maka kebanyakan mereka
memilih pada “Emas”. Karena krisis ekonomi yang sering terjadi,
masyarakat Ciamis mulai pandai-pandai mengatur keuangan untuk berinvestasi pada
sektor real dan emas.
6. Bank
a. Perbandingan antara Lembaga Keuangan Bank
dengan Lembaga Keuangan Non Bank (salah satu saja dan sebutkan)
JENIS
INSTITUSI
|
JENIS KEGIATAN
|
|
Menghimpun
Dana
|
Penggunaan
Dana
|
|
BANK
|
·
Menghimpun
dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan
deposito.
·
Menghimpun
dana dari masyarakat secara tidak langsung terutama melalui penjualan surat
berharga atau kredit dari lembaga lain.
|
Ø Tujuan: sebagai modal kerja, investasi dan
konsumsi.
Ø Sasaran: Badan usaha dan individu.
Ø Jangka waktu: pendek, menengah dan panjang.
|
LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
|
Ø Menghimpun dana dari masyarakat secara
tidak langsung terutama melalui penjualan surat berharga atau kredit dari lembaga
lain.
|
Ø Tujuan: terutama untuk investasi.
Ø Sasaran: Badan usaha atau perusahaan.
Ø Jangka waktu: menengah dan panjang.
|
b. Amati lima tahun terakhir, bagaimana peran
perbankan terhadap perekonomian di Indonesia!
Sesuai dengan UU RI No. 10 tahun 1998
perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang definisi bank. Peran bank selama 5 tahun Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan
meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan
jasa bank lainnya bagi para pelaku ekonomi yang hendak
melakukan usaha dengan memberikan modal. Kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan
memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun
dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada
masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan utama tersebut.
c. Keterkaitan antara Lembaga Keuangan
Bank/Lembaga Keuangan Non Bank dengan Investasi (I), konsumsi (C) dan tabungan
(S)
Seperti
yang telah disampaikan pada pembahasan I, C, dan S sebelumnya pada nomor 5.a bahwa
peranan Lembaga keuangan (Bank/Non Bank) yaitu sebagai wadah untuk menyimpan
tabungan dan investasi kemudian menyalurkannya sebagai modal bagi para
pengusaha yang merlukan. Ketika kreditur mengembalikan pinjaman + bunga
(konvensional) ataupun bagi hasil (syari’ah) maka akan ada penambahan
pendapatan yang kemudian tersalurkan lagi kepada konsumsi dan tabungan (S). Sehingga
investasi yang ditanamkan lebih tinggi seiiring meningkatnya pendapatan LK dari
peminjaman modal.
7. Amati kebijakan Fiskal dan moneter periode
lima tahun ini, buatlah analisisnya!
Kebijakan Fiskal
Kebijakan
fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan
pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter,
yang bertujuan men-stabilkan perekonomian denga cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama
kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi
pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
·
Pola
persebaran sumber daya
·
Distribusi
pendapatan
Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana
tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan
kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga
barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut,
sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan
inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting
Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free
floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai
stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga
menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang
berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank
Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui
penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan
tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran
moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar
terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat
diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau
pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian
moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
Koordinasi
Kebijakan Moneter dan Fiskal
Mengingat
bahwa laju inflasi di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor permintaan
(demand pull) namun juga faktor penawaran (cost push), maka agar pencapaian sasaran inflasi dapat
dilakukan dengan efektif, kerjasaama dan koordinasi antara pemerintah dan BI
melalui kebijakan makroekonomi yang terintegrasi sangatlah diperlukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, di tingkat pengambil kebijakan, Bank Indonesia
dan Pemerintah secara rutin menggelar Rapat Koordinasi untuk membahas
perkembangan ekonomi terkini. Di sisi lain, Bank Indonesia juga kerap diundang
dalam Rapat Kabinet yang dipimpin oleh Presiden RI untuk memberikan pandangan
terhadap perkembangan makroekonomi dan moneter terkait dengan pencapaian
sasaran inflasi. Koordinasi kebijakan fiskal dan moneter juga dilakukan dalam
penyusunan bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang dibahas bersama di DPR. Selain itu, Pemerintah juga berkoordinasi
dengan Bank Indonesia dalam melakukan pengelolaan Utang Negara.
Di tataran
teknis, koordinasi antara Pemerintah dan BI telah diwujudkan dengan membentuk
Tim Koordinasi Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) di
tingkat pusat sejak tahun 2005. Anggota TPI, terdiri dari Bank Indonesia dan
departmen teknis terkait di Pemerintah seperti Departemen Keuangan, Kantor
Menko Bidang Perekonomian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen
Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen Perhubungan, dan Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Menyadari pentingnya koordinasi tersebut, sejak
tahun 2008 pembentukan TPI diperluas hingga ke level daerah. Ke depan,
koordinasi antara Pemerintah dan BI diharapkan akan semakin efektif dengan
dukungan forum TPI baik pusat maupun daerah sehingga dapat terwujud inflasi
yang rendah dan stabil, yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.
8. Amati pergerakan kurs valas (rupiah
terhadap USD) di Indonesia dalam satu bulan dan dampaknya terhadap kegiatan
ekonomi, buatlah analisisnya.
Berikut
adalah tabel kurs valas Rupiah – USD dari tanggal 1 November 2013 s/d 28
November 2013 menurut data Bank Indonesia:
Value
|
Sell
|
Buy
|
Date
|
1.00
|
11990.00
|
11870.00
|
28 Nov 2013
|
1.00
|
11872.00
|
11754.00
|
27 Nov 2013
|
1.00
|
11824.00
|
11706.00
|
26 Nov 2013
|
1.00
|
11781.00
|
11663.00
|
25 Nov 2013
|
1.00
|
11765.00
|
11647.00
|
22 Nov 2013
|
1.00
|
11776.00
|
11658.00
|
21 Nov 2013
|
1.00
|
11689.00
|
11573.00
|
20 Nov 2013
|
1.00
|
11667.00
|
11551.00
|
19 Nov 2013
|
1.00
|
11685.00
|
11569.00
|
18 Nov 2013
|
1.00
|
11619.00
|
11503.00
|
15 Nov 2013
|
1.00
|
11604.00
|
11488.00
|
14 Nov 2013
|
1.00
|
11702.00
|
11586.00
|
13 Nov 2013
|
1.00
|
11636.00
|
11520.00
|
12 Nov 2013
|
1.00
|
11543.00
|
11429.00
|
11 Nov 2013
|
1.00
|
11461.00
|
11347.00
|
8 Nov 2013
|
1.00
|
11446.00
|
11332.00
|
7 Nov 2013
|
1.00
|
11471.00
|
11357.00
|
6 Nov 2013
|
1.00
|
11446.00
|
11332.00
|
4 Nov 2013
|
1.00
|
11411.00
|
11297.00
|
1 Nov 2013
|
Grafik
:
Dampak USD ini
berpengaruh pada perdagangan barang. Perdagangan barang disini mengacu pada
perdagangan internasional suatu negara, atau ekspor dan impor. Secara umum,
mata uang yang lemah akan merangsang ekspor dan membuat impor lebih mahal,
sehingga mengurangi defisit perdagangan suatu negara (atau meningkatkan
surplus) dari waktu ke waktu.
Contoh sederhana
untuk menggambarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
Asumsikan Anda
adalah seorang eksportir AS yang menjual satu
juta widget dengan harga masing-masing $ 10 untuk pembeli yang ada di
Eropa dua tahun lalu, nilai tukar pada saat itu adalah EUR 1 = 1,25 USD. Biaya
untuk pembeli Eropa Anda adalah sebesar EUR 8 per widget. Pembeli Anda sedang
melakukan negosiasi harga yang lebih baik untuk pesanan besar, dan karena dolar
telah menurun menjadi 1,35 per euro, Anda mampu untuk memberikan potongan harga
$ 10 per widget. Bahkan jika harga baru yang Anda berikan adalah EUR 7,50, yang
bearti diskon 6,25% dari harga sebelumnya, harga dalam USD akan masih sebesar $
10,13 dengan kurs saat ini. Depresiasi mata uang lokal Anda adalah alasan utama
mengapa bisnis ekspor Anda tetap kompetitif di pasar internasional.
Sebaliknya,
mata uang yang menguat secara signifikan dapat mengurangi daya saing ekspor dan
membuat impor lebih murah, yang dapat menyebabkan defisit perdagangan akan
terus berlanjut, dan kemudian nantinya melemahnya mata uang bisa saja terjadi
untuk penyesuaian keadaan. Tapi sebelum penyesuaian ini terjadi, sektor
industri yang sangat berorientasi pada ekspor dapat hancur terlebih dahulu
karena mata uang yang terlalu kuat.
Pertumbuhan
ekonomi: Rumus dasar
untuk PDB adalah C + I + G + (X – M) dimana:
C = Konsumsi
atau belanja konsumen, komponen terbesar dari ekonomi
I = Modal
investasi oleh perusahaan dan rumah tangga
G = Belanja
Pemerintah
(X – M) =
Ekspor dikurangi impor, atau ekspor neto.
Dari persamaan
ini, jelaslah bahwa semakin tinggi nilai ekspor neto, semakin tinggi PDB suatu
negara. Seperti dibahas sebelumnya, ekspor bersih memiliki korelasi terbalik
dengan kekuatan mata uang domestik.
9. Amati Lembaga Keuangan apa saja yang ada
di Indonesia, lembaga mana yang paling dominan fungsinya (sektor keuangan)
terhadap sektor riil!
Lembaga
keuangan dalam duniakeuanganbertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada
umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah
termasuk perbankan, building society ( sejenis koperasi di Inggris) , Credit union, pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun,pegadaian dan bisnis serupa. Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam
2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank (asuransi,pegadaian,perusahaan
sekuritas,lembaga pembiayaan,dll).
Fungsi Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan
pasar uang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepadaperusahaan yang membutuhkan dana tersebut.
Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam
bentuk tabungan, sehingga resiko dari para investor ini beralih pada lembaga
keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang
kepada yang membutuhkan . Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga
penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan.
Lembaga Keuangan di Indonesia ada 2 macam, yaitu
Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank. Berikut penjelasannya.
a.
Lembaga Keuangan Bank
Bank adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan. Menurut
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidur rakyat banyak.
Dari
pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan
selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Fungsi
utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan
perluasan kredit. Evolusi bank berawal
dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi
bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk
melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.
Kata bank berasal dari bahasa Italia banca atau uang. Biasanya bank
menghasilkan untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari pinjaman.
Jenis-jenis
Lembaga Keuangan
1. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum.
Bank umum di Indonesia dilihat dari
kepemilikannya terdiri atas:
a. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN.
b. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti
BPD DKI Jakarta.
c. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti
BCA, NISP, Bank Danamon.
d. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa.
e. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga
Bank.
f. Bank Asing, seperti Bank of America,
Bank of Tokyo.
Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan
Bank Non Devisa:
- Bank Umum Devisa artinya yang ruang
lingkup gerak operasionalnya sampai ke luar negeri.
- Bank Umum Non Devisa artinya ruang
lingkup gerak operasionalnya di dalam negeri saja.
2. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992
tentang Perbankan, yang dimaksud Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
3. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan
berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk
mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan,
mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan /
penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu yaitu Bank Indonesia (BI) sebagai pusat dari
seluruh bank yang ada di Indonesia.
b.
Lembaga Keuangan Non Bank/ Bukan Bank
Pengertian
lembaga keuangan non Bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di bidang
keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama
dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat
terutama guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan berkembang sejak
tahun 1972, dengan tujuan untuk mendorong perkembangan pasar modal serta
membantu permodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah.
Jenis-jenis
lembaga keuangan meliputi:
1.
Lembaga pembiyaan pembangunan contoh PT. UPINDO
2.
Lembaga perantara penerbit dan perdagangan surat-surat berharga contoh PT.
Danareksa.
3.
Lembaga keuangan lain seperti :
a. Perusahaan Asuransi yaitu
perusahaan pertanggungan sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Undang-Undang
Hukum Perniagaan ayat 246.
b. PT. Pegadaian (Persero) yaitu
Perusahaan milik Pemerintah yang ditugasi untuk membantu rakyat, meminjami uang
secara perorangan dengan menjaminkan barang-barang bergerak maupun tak
bergerak.
c. Koperasi Kredit yaitu sejenis
koperasi yang kegiatan usahanya adalah mengumpulkan dana anggota melalui
simpanan dan menyalurkan kepada anggota yang membutuhkan dana dengan cara
pemberian kredit.
Perlu
Anda ketahui, selain lembaga keuangan yang resmi ada juga lembaga keuangan non
bank yang tidak resmi seperti pengijon dan rentenir, akan tetapi keberadaan
lembaga keuangan informal ini terkadang banyak merugikan masyarakat.
Lembaga
Keuangan yang paling dominan di Indonesia pada sektor keuangan terhadap sektor
riil adalah Lembaga Keuangan Bank. Karena lebih fleksibel untuk kehidupan
masyarakat. Begitu pula dalam hal investasi sektor riil biasanya lebih
dipercayakan kepada Bank ketimbang non bank.
Daftar pustaka
Alam S.
2007. Ekonomi: Untuk SMA/MA kelas XI. Penerbit: Esis.
Lubis,
Isyad. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Medan: USU Press.
Rahardja,
Prathama, dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas.
www.informasiforex.com/pengaruh-fluktuasi-mata-uang-pada-perekonomian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar